keluhankah ini?

Sebuah spirit yang lama telah terkubur….
Ku ingat awal diri ini tiba di padang, sejuta mimpi dan harapan terpatri kuat di dalam dada dan fikiran.
Dulu…semangatku begitu menggelora ketika mendengar akn ada daurah…
Dulu…aku sangat menjaga hijabku, hingga tak sekalipun aku berbicara dengan akhwat melalui telpon…
Dulu…aku tak mudah mengeluh atas amanh-manah yang diberikan padaku…
Dan dulu…aku punya tiga kelompok binaan,hingga hampir tiap malam ku terisi oleh pengajian…
Aku rindu masa berjuang di SMA, ketika awal aku mengenal jalan dakwah, ketika aku kembali dari keterpurukan, keterpurukan mental, keterpurukan hati, dan keterpurukan pemikiran…
Rasanya tak ada siang yang kulewatkan tanpa dhuha, tak ada makan dan minum di hari senin dan khamis, tak ada hari tanpa ma’tsurat, dan tak ada hari tanpa fardiyah (begitu semangatnya aku mengajak teman-teman untuk ikut liqo dan mengumpulkan junior untuk diliqo….)
Mushalla sekolah jadi saksi “peradaban” aku dan ikhwahku, saling memotivasi, saling mengingatkan…tak jarang ada perbedaan, dan sesekali memanas menjadi pertengkaran…namun cinta kami membuat kami tak berkutik tuk berlama-lama dalam pertengkaran…begitu indahnya bila dipersaudarakan oleh keimanan…
Aku kini bagai merpati tak bersayap, masih elok bila dilihat sekilas, tapi ku tak dapat terbang, ku hanya menjadi peramai di antara sekmpulan merpati yang sama-sama elok terlihat…
Gerbong kereta dakwahku tidaklah banyak seperti saudara-saudara yang lain, tapi karna aku tak menjaga lokomotifnya, maka tak mampu kumelaju membawa gerbong-gerbong itu, tak ayal terkadang aku melepaskan beberapa gerbong karena tak mampu tertarik oleh lokomotif kereta dakwahku
Ku coba mencari, di mana awalnya, hingga aku begitu berbeda…
Hati….ya itulah lokomotifku….semuanya berasal dari aku mengotori hatiku….

0 komentar:

Posting Komentar