Wawancara Eksklusif dengan Juru Bicara Brigade Al-Qassam

Setelah Perang Furqon 23 Hari
Wawancara Eksklusif dengan Juru Bicara Brigade Al-Qassam
[ 11/02/2009 - 01:37 ]

Abu Ubaidah, Juru Bicara Brigade Al-Qassam

Gaza – infopalestina; -Abu Ubaidah, juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, menegaskan bahwa perang ‘furqon’ membuat perubahan besar di tubuh bangsa Arab dan umat Islam. Perang ini juga membentuk kesadaran dan solidaritas cukup besar dalam pemahaman perjuangan dan jihad yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam wawancara khusus dengan infopalestina, Abu Ubaidah mengatakan;”Perang ini telah mencetak jutaan orang baru yang simpati dengan perlawanan dan perjuangan. Saya yakin hal itu akan bisa membentuk perubahan besar, barangkali tidak secepatnya, tapi, insya Allah, pada level sejumlah pemerintah, telah menjadi keyakinan bahwa dengan membantu perjuangan ini akan menjaga kemuliaan mereka.”

Berikut wawancara tersebut secara lengkap:

Di Medan Jihad…..

Menurut Anda, apa rahasia utama kemenangan ini?

Setelah itu berpulang kepada takdir Allah ta’ala, rahasia lain adalah karena keteguhan, kegigihan dan menjalankan rencana yang telah dirancang sebelumnya dalam menghadapi perang model seperti ini. Begitu juga pada keuletan Palestina di level masyarakat dan faksi-faksi perlawanan. Ditambah lagi taktik dan strategi militer yang handal berikut methode perang yang kami terapkan dalam menghadang militer Zionis Israel.

Tanpa merinci, tentu Anda sudah mendapatkan informasi tentang agresi ini sebelumnya, lalu bagaimana persiapan Anda dalam menghadapi perang ini. Khususnya pernyataan pihak Anda tentang strategi baru dalam menghadapi serangan dan Anda akan menggunakan senjata yang belum pernah digunakan sebelumnya?

Tentu kami sudah siap sampai pada kemungkinan-kemungkinan seburuk apapun yang bisa saja terjadi. Semua tindakan kami sesuai rencana sebelumnya dalam menghadapi serangan udara. Termasuk gebrakan pertama adalah kami berhasil melepaskan rudal jenis Grad dan Qassam yang sudah dikembangkan hingga menjangkau 40 km lebih. Menurut kami, pelepasan itu merupakan pukulan telak dan mengagetkan bagi pihak intelijen dan pimpinan militer Zionis Israel. Kondisi ini berlangsung hingga satu pekan penuh. Kemudian perang darat dimulai di medan perang. Jam-jam pertama terjadi beberapa pukulan telak saat militer Zionis Israel hendak merangsek masuk ke Jalur Gaza, walaupun wilayah tersebut sudah terbuka. Senjata dan alat-alat tempur militer Zionis Israel kami hadang dengan serangkain tembakan misil dan rudal. Baku tembak ini tetap berlangsung hingga diumumkannya gencatan senjata.

Setiap perang pasti memiliki kisah dan kejadian yang tidak bisa Anda lupakan, apa kisah dan kejadian tersebut?

Sebetulnya banyak kisah dan kejadian itu, tapi ada kejadian yang luar biasa dan historis. Salah satu pejuang Palestina saat itu tengah siap melakukan penyerangan ke sebuah kelompok serdadu Zionis Israel. Serangan itu sudah dilakukan dengan misil, terjadi baku tembak antara dia dengan kelompok serdadu ini. Ia diserang dengan misil hingga tangan kirinya hampir buntung. Namun pejuang ini tetap ingin menyerang dengan meledakkan bom di tengah-tengah serdadu Israel. Dan benar, ia berhasil meledakkan bom dan melarikan diri dengan selamat sementara tangan kirinya masih belum jatuh. Kondisi ini membuat dirinya tidak nyaman, hingga akhirnya, tangan itu ia patahkan sendiri. Setelah itu, kembali menyerang dengan semangat yang luar biasa.

Kejadian ini menjadikan serangan militer Zionis ditingkatkan terus kepada pejuang Palestina yang berada di sebuah tempat yang luasnya tidak lebih dari 0,5 km2, selama tujuh jam berturut-turut tiada henti. Saat diserang, para pejuang itu tetap shalat berdiri hingga selesai. Setelah selesai shalat di malam itu, dua pejuang gugur syahid dalam perang berani, melawan secara langsung (berhadap-hadapan) dengan serdadu Zionis Israel.

Seorang penulis Mesir, Muhammad Husnein Haekal, dalam wawancara televisi mengatakan;”Perang Gaza belum berakhir dan bahaya yang akan datang lebih besar dari apa yang dibayangkan oleh bangsa Arab….” Menurut Anda, karena posisi Anda selaku salah satu komandan di lapangan, bahaya apa yang dibicarakan Haekal itu?

Disana ada upaya dari pihak Zionis Israel dengan penggagasan sikap politik yang akan bisa membahayakan bangsa Arab semuanya, bukan terhadap perlawanan jihad. Termasuk akan membahayakan kepemimpinan Mesir, khususnya berkenaan dengan penghentian penyelundupan senjata. Oleh karena itu bahaya ini melampaui diluar wilayah Jalur Gaza. Saya berharap bahaya ini menjadi faktor penggugah para pemimpin Arab.

Di masyarakat Arab tersebar berita bahwa perang furqon ini akan merubah keadaan, menurut pendapat Anda perubahan itu seperti apa?

Disana akan ada perubahan besar di dunia Arab dan Islam. Perang ini juga membentuk kesadaran dan solidaritas cukup besar dalam pemahaman perjuangan dan jihad yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perang ini telah mencetak jutaan orang baru yang simpati dengan perlawanan dan perjuangan. Saya yakin hal itu akan bisa membentuk perubahan besar, barangkali tidak secepatnya, tapi, insya Allah, pada level sejumlah pemerintah, telah menjadi keyakinan bahwa dengan membantu perjuangan ini akan menjaga kemuliaan mereka.

Masyarakat Arab mengatakan bahwa jumlah syahid di perang ini (khususnya warga sipil) sangat besar, menurut penilaian Anda seperti apa?

Memang jumlah syahid besar dan Zionis Israel sengaja membunuh mereka. Di lima menit pertama perang saja, sudah 200 syahid yang gugur, sebagian besar dari kalangan sipil. Ini yang sengaja dilakukan pihak Israel untuk menekan pejuang Palestina dan memukul telak. Selama perang, Israel sengaja membidik warga sipil agar kami mau kompromi dan mundur. Namun di lapangan, keadaan itu berubah drastis dan perang memaksa kami untuk terus melawan tanpa henti. Maka Zionis Israel adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas hasil perang ini, dan tentu, bukan kami.

Bagaimana hubungan antara penduduk Gaza dengan pihak Anda selama perang? Dan sampai dimana hubungan itu berlangsung pascaperang sekalipun?

Hubungan itu bersifat saling menguatkan dan saling mendukung. Kami dan mereka sama-sama menjadi target militer Zionis Israel. Hal ini yang menjadikan mereka sangat erat dengan kami. Semua merasa satu perasaan bahwa perang ini adalah perang mereka juga. Tak ada pilihan lain bagi mereka selain terus gigih dan teguh dalam perjuangan dan jihad. Setelah perang, kami begitu sangat dekat dengan penduduk. Kami ingin sama-sama menghapus luka dan duka yang dialami oleh bangsa Palestina.

Untuk penduduk Palestina di Tepi Barat, apa sikap mereka terhadap krisis ini? Apakah Anda memperkirakan sesuatu yang belum terjadi? Sikap penduduk Palestina ’48 juga seperti apa sikapnya?

Sikap penduduk Tepi Barat dan Palestina ’48 sangat responsif dalam melakukan sukungan dan solidaritasnya. Namun kami tahu kondisi mereka. Di Palestina ’48 masih dijajah, di Tepi Barat dua penjajahan (Israel dan aparat Abbas, red.). Untuk itu kami meminta perlawanan di Tepi Barat terus ditingkatkan.

Menurut Anda, sikap masyarakat Arab bagaimana selama ini?

Cukup bagus dan menunjukkan akan kesadaran yang tinggi dalam loyalitas. Tapi kami minta untuk ditingkatkan karena perang ini akan berlangsung lama. Kesadaran ini mudah-mudahan tidak bersifat emosional, tapi harus dibarengi dengan langkah-langkah dan program nyata agar bisa mencabut blokade dan menghentikan penjajahan.

Menurut Anda, bagaimana sikap pemerintah non Arab seperti Turki, Venezuela dan Bolivia terhadap perang ini?

Kami memandang sikap mereka lebih maju dibandingkan dengan pemerintahan Arab dan kaum muslimin lainnya. Memang sangat disayangkan. Sikap mereka ini lebih dekat kepada sikap masyarakat pada umumnya, walaupun itu hanya sekedar simbol saja atau dukungan moril. Kami harus menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka, sikap mereka sikap pemberani.

Di Bidang Politik…..
Hamas sesekali setuju dengan gencatan senjata sementara, sesekali gencatan senjata panjang, apa pandangan Anda?

Kami siap untuk melakukan kesepakatan gencatan senjata yang hasilnya bisa dipetik untuk kepentingan perlawanan ketika upaya politik gagal. Kami ingin gencatan senjata sementara dibalas dengan pembukaan pintu perlintasan semuanya, menghentikan total blokade dan menghentikan agresi tanpa pelanggaran apapun. Terlebih khusus, permintaan tadi adalah permintaan rakyat, bukan permintaan partai atau kelompok tertentu, bukan pemberian dari siapapun. Inilah sikap kami yang selalu kami ulang-ulang. Jika tuntutan kemanusiaan tadi terealisir kami siap melakukan gencatan senjata untuk meringankan penderitaan bangsa dan rakyat Palestina.

Ada isu yang berkembang bahwa di dalam internal Al-Qassam terjadi pembangkangan terhadap kebijakan pimpinan politik Hamas, apa komentar Anda?

Ini isu murahan dan tidak berdasar. Ini hanya ada di benak orang-orang peragu dan pendengki. Saya ingin yakinkan kepada Anda bahwa impian itu tidak akan menjadi nyata. Seperti yang Anda ketahui, Hamas, dengan izin Allah ta’ala, dikenal di dunia politik modern sebagai kelompok yang solid antara kader dengan pimpinannya, baik di level politik, militer dan sosial. Kalaulah bukan kesolidan ini, tentu Hamas tidak akan mendapatkan dukungan besar seperti sekarang ini, baik di tingkat internal Palestina sendiri ataupun di regional dan dunia Islam.

Dalam situasi krisis ekonomi global sekarang ini, apa pengaruh ekonomi negara-negara pendukung Zionis Israel, khususnya Amerika, atas negara Yahudi itu? Lalu apakah hal itu berdampak pada kelompok Anda?

Kita semua berdo’a kepada Allah ta’ala agar krisis ini menghancurkan rezim penguasa yang zalim dan korup. Mudah-mudahan harta mereka membuat mereka tersiksa olehnya. Secara riil, krisis ini sangat berdampak kepada Zionis Israel. Bisa kami katakan bahwa seharusnya pemerintah Amerika menggunakan dana besar itu untuk memakmurkan di jalan kebaikan, daripada harus dihambur-hamburkan dan diberikan kepada geng-geng pembunuh dan penjahat Zionis Israel. (AMRais)

Sumber: Infopalestina.com

Baiti Jannati (hasil Copy Paste...mudah-mudahan bermanfaat)

Rumahku surgaku." Indah nian harapan yang disiratkannya. Harapan, karena banyak juga ungkapan lain yang bernada pesimis, bahkan putus asa. Dimana salahnya bila ada orang bersungut menggerutui nasib: "Gagasan tumbuh di jalan, berkembang di kantor dan mati di rumah," desahnya.

Sebagai ungkapan sambil lalu, tentu saja banyak hal mengundangnya. Kalimat ringkih itu boleh jadi lahir dari kegagalan menata rumah tangga dan karir. Mungkin dari pengalaman pahit dan realita yang dialami oleh mereka yang sangat alim dan sukses dalam suatu bidang, tetapi mendapat cobaan internal, keluarga yang ‘telmi‘ atau ‘tilulit‘. Untuk hal terakhir ini ada ungkapan, "Orang yang paling zuhud terhadap ulama adalah keluarga dan tetangganya."

Tetapi bagi sebahagian yang lain justeru "rumah adalah mata air gagasan yang tak pernah kering". Hanya sedikit keluarga yang dapat memposisikan seorang anggota keluarga mereka sebagai imam, ulama, profesional, tokoh atau pemimpin masyarakat di suatu saat dan kapan mereka memperlakukannya sebagai ayah, ibu, anak atau saudara.

Itulah sebabnya kita mendengar ungkapan para isteri Kanjeng Nabi SAW memanggilnya dengan sebutan Rasulullah. Sesekali saja ungkapan terkait dengan peran kekeluargaan. "Sungguh aku hafal benar kebiasaanmu hai Aisyah. Bila engkau sedang gembira, engkau sebut, ‘Demi Tuhan Muhammad ; dan bila engkau sedang marah engkau sebut, "Demi Tuhan Ibrahim,"’ begitu kata Rasulullah.

Mereka yang kurang beruntung, boleh melantunkan senandung duka bersama Abu’l ala’ Alma-’arri, penyair skeptis satiris itu:

Orang-orang mulia

perantau di negeri mereka

diasingkan dan dijauhi kerabat keluarga



Ainal Khalal? Dimana Celah Salahnya?

Dimana celah salahnya? Ketika seseorang tak lagi merasakan nyaman melakoni perannya, di situ soal bermula. Alangkah malang perempuan yang kaumnya telah melimpahkan kontribusi besar bagi peradaban, dengan melahirkan dan membesarkan ikon-ikon di berbagai bidang kehidupan, lalu menggerutu tak pernah kebagian peran. Hari-hari ini (sebagian) mereka menggerutu dizalimi oleh sistem langit, tanpa mampu membuktikan, betulkah kezaliman lahir dari tradisi ataukah dari sistem pesan-pesan yang diturunkanNya, atau mungkin saja lahir dari kecenderungan negatif yang diperturutkan?

Mereka gagal menyeret Aminah ibunda Rasulullah, Fathimah ibunda Hasan dan Husain, ibu-ibu Imam Malik, Imam Syafiie, Sayyid Quthb, Al-Banna dan ibu Socrates untuk bersama-sama memberi kesaksian bahwa agama menjadi biang keladi kezaliman. Akhirnya mereka menuduh tafsir-tafsir itu telah bias. Ini tuduhan khas dari kalangan yang belum berani menuduh Al-Qur’an sebagai produk budaya. Yang paling berani akan langsung menuduh Al-Qur’an dan Assunnah, tanpa keberanian mendeklarasikan diri keluar dari Islam. Kesempatan telah diberikan dan perempuan-perempuan pengukir sejarah telah mengambil peran mereka dengan baik, tanpa mendengki atau didengki laki-laki.

Khaulah memang kecewa oleh kelakuan suaminya. Hindun juga sempit hati karena belanja yang diberikan suaminya kurang selalu, padahal kekayaannya melimpah. Tetapi mereka tidak mempolarisasikan kekecewaan menjadi kutub perseteruan terhadap laki-laki, bahkan sampai tingkat rekayasa besar untuk menjadikan laki-laki (harus) bisa hamil.

Sejarah tak mungkin lupa, bagaimana mula pertama kanjeng Nabi Muhammad SAW menyampaikan pesan-pesan Islam, pendukung pertama datang dari kalangan perempuan dan budak-budak. Selain Khadijah, Fathimah, Aisyah dan Asma, yang menemukan pembenaran samawi atas keagungan peri lakunya yang fitri, para budak, kaum miskin dan kelompok tak berbangsa, menemukan nilai-nilai kemerdekaan dan kehormatan disana. Al-Qur’an telah mengabadikan perlakuan terbaik Islam kepada perempuan ketika complainnya didengar dan hukum berpihak kepadanya. Hanya lelaki dungu yang mau melecehkan mereka dan hanya perempuan (dan laki-laki) pandir yang percaya bahwa risalah langit ini berpihak kepada laki-laki saja.

Dengarlah suara Khaulah, "Ya Rasul Allah, ia telah makan hartaku, habiskan kemudaanku dan kutaburkan untuknya (anak-anak) dari perutku, tetapi ketika menua usiaku dan berpencaran anak-anakku, tiba-tiba ia menziharku." Dan turunlah ayat membelanya pada surat Al-Mujadilah. (Qs.58)

Betapa keras komentar Rasul tentang perilaku kekerasan dalam keluarga, "Lelaki macam apa yang tak tahu malu, memukul isterinya di pagi hari lalu menggaulinya di petang hari."



Kembali ke Jatidiri

Sesudah jaminan yang tak menyisakan dusta ini apa lagi yang diragukan? "Sebaik-baik zaman, ialah zamanku, kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya." (HR. Bukhari, Muslim). Ya, zaman baik bagi pemikiran yang waras, bagi pertumbuhan generasi, bagi kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat.

Anak-anak berbakti kepada ibu-bapaknya. Yang tua menyayangi yang muda dan yang muda menghormati yang tua. Ini hal yang tak menyenangkan bagi penganut wacana konflik dalam novel, nuansa darah dalam politik, nuansa hedonik dalam selera, atau nuasa erotik dalam seni.

Ketika pasangan-pasangan di usia produktif, hal utama yang mengemuka adalah tuntutan yang besar pada masing-masing pribadi terhadap pasangannya, ajaran kearifan yang dibimbing Rasulullah bagi ummatnya, adalah bagaimana selalu pada posisi memberi.



Tantangan Masa Depan

Ada kecenderungan di akhir zaman, di antara agen-agen pemikiran seberang. Selalu membandingkan kegagalan aplikasi sistem Islam sebagai kelemahan sistem dan mengabaikan kelemahan faktor manusia pelaksana. Inilah sikap fenomenologis yang kerap tak malu-malu menjadikan nilai-nilai abadi sebagai tertuduh. Kedepan ada pertanyaan besar yang menantang untuk dijawab. Mampukah tradisi, karakter dan moralitas umat yang dibangun di atas manhaj yang kokoh ini menjawab tantangan masa depan? Ketika bangsa ini meratifikasi komitmen HAM dengan catatan ia harus berlandaskan nilai-nilai ketuhanan dan keagamaan, mereka tetap saja menjadikannya sebagai harga mati, untuk apapun tujuannya.

Sebuah iklan layanan mengajukan sejumlah pernyataan atau perlawanan. "Siapa ingin diperkosa, silakan berpakaian seperti ini." Para penari erotis dapat terus bekerja dengan penuh gairah dengan naungan payung HAM. Ketika orang di seberang sana merindukan kedamaian keluarga Islami, disini orang sedang gandrung-gandrungnya meniru segala yang berbau sana. Kelambanan berfikir telah mendorong mereka untuk sekadar mengagumi kulit-kulit keindahan. Target-target pencapaian prestasi selalu berbau uang.

Maryarakat modem perlu becermin pada sikap Asiah binti Muzahim, isteri Fir’aun. Ia telah menjadikan seluruh tuntutannya bersifat ukhrawi, di tengah segala kemilau dunia yang melingkupinya. Ia menyindir pemuja dunia yang yakin mampu membangun rumah tangga bahagia hanya melalui benda. "Dan Allah telah memberikan perumpamaan bagi orang-orang yang beriman (pada) peempuan Fira’un, ketika ia berkata, ‘ya Allah, bangunkanlah untukku sebuah rumah di surga. Selamatkan daku dari Fir’aun dan amalnya dan selamatkan daku dari kaum yang zalim."’ (QS. At-Tahrim: 11).

Namun selalu saja fatamorgana kehidupan datang menipu. Kelezatan yang menyimpan ancaman, banyak tak disadari. Seperti kata Rasul, "Perumpaan aku dan kamu, seperti seseorang yang menyalakan api. Mulailah serangga dan kupu-kupu berjatuhan kesana, sedang orang itu menghalau mereka dari api sementara aku memegangi pinggang-pinggang kamu, tetapi kamu berlepasan dari tanganku”. Wallahu’alam

Sumber:
http://beranda.blogsome.com/2008/07/20/baiti-jannati/

Wasilah dan Langkah-langkah Dalam dakwah (jalan dakwah)

Wasilah-dan langkah-langkah umum dalam dakwah tidak berubah, tidak bertukar ganti dan tidak melampui tiga perkara ini:-
1) Iman yang amiq; (Iman yang mendalam.)
2) Takwin daqiq; (Pembentukan yang rapi dan teliti)
3) Amal mutawasil; (usaha dan amal yang berterusan).
Dengan wasilah-wasilah inilah, amal dan usaha yang berterusan tetapi beransur-ansur mewujudkan serta membentuk individu, rumahtangga dan masyarakat yang muslim. Dari situ dapatlah disediakan dasar dan asas Islam yang teguh dan kuat untuk menegakkan pemerintahan Islam (daulah Islam) di sebuah negara umat Islam lalu dicantumkan dengan daulah-daulah Islam di seluruh dunia untuk membangunkan daulah Islam sedunia yaitu kerajaan Islam yang merangkumi seluruh dunia Islam yang bersatu di bawah satu Khilafah Islamiah. Ia bertanggungjawab untuk memimpin seluruh dunia, menjadi guru dunia dan mengarahkan perjalanannya demi kebahagiaan seluruh manusia dengan ayat-ayat Allah sehingga tiada lagi fitnah dan agama itu seluruhnya hanya untuk Allah.
"Sehingga tidak ada lagi fitnah dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah belaka " Al-Baqarah: 193
Sebagaimana berjalannya wasail iman, takwin, pembentukan dan amal usaha itu, berganding bahuantara satu sama lain, begitu jugalah setiap langkah awal dalam penyediaan ke arah pembentukan individu muslim, pembangunan rumahtangga-rumahtangga Islam dan penyebaran dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat manusia, semuanya mestilah berjalan serentak dan berganding bahu.
Melalui jalan dakwah, tidak sah dan tidak benar kalau kita mengambil jalan ringkas lalu kita menghadkan wasilah dan langkah-langkah kita atau kita mengambil sebahagian dengan anggapan bahwa yang sebahagian itu sudah memenuhi tujuan kita dan dapat menyempurnakan tugas kita.
Sesungguhnya tidak ada iman tanpa amal dan pembentukan. Tidak ada masyarakat tanpa anggota yang muslim dan rumahtangga-rumahtangga Islam. Merekalah tiang-tiang yang akan membangunkan pemerintahan Islam. Sebarang kecuaian atau kegopohan di dalam mengukuhkan dasar dan memancangkan asas-asas yang teguh dan tiang-tiang yang kuat itu merupakan satu tindakan yang membahayakan, yang mungkin membawa kepada keadaan yang terbalik atau songsang. Setiap waktu dan usaha yang dicurahkan untuk meletakkan asas sebuah bangunan tidak boleh dianggap sia-sia dan tidak boleh dihentikan selagi belum nampak sebarang hasil di permukaan bumi, kerana bangunan yang besar memerlukan waktu yang panjang dan usaha yang gigih untuk menyiapkan asas dan konkritnya.
Adakah di sana sesuatu yang lebih besar dari usaha membangunkan daulah Islam sedunia yang mampu memimpin dunia memandu seluruh manusia kepada nur dan cahaya Islam yang sempurna dan menyempurnakan itu ?. Alangkah indahnya apa yang dikatakan oleh Imam as-Syahid Hassan Al-Banna tatkala beliau mengarahkan ucapannya kepada golongan yang gopoh, yang cepat ingin memetik buah dakwah sebelum masak;
"Hai Ikhwanul muslimin terutama yang gopoh dari kamu. Dengarkanlah daripadaku satu kalimah yang tinggi yang berkumandang dari atas mimbar ini di dalam muktamar umum ini. Sesungguhnya jalan kamu ini adalah yang telah digariskan langkah-langkahnya, ditentukan batas-batasnya dan aku tidak mahu melanggar batas-batas itu. Aku telah yakin dengannya. Keyakinan yang sebenar-benarnya, bahawa itulah jalan yang paling selamat untuk mencapai tujuannya. Ya... boleh jadi ia satu jalan yang panjang, tetapi di sana tidak ada jalan lain selain itu. Sifat kelakian tidak akan lahir kecuali dengan keberanian, ketekunan, kesungguhan dan amal usaha yang serius dan berterusan. Barangsiapa dari kalangan kamu yang hendak cepat dan gopoh memetik buah sebelum masak atau hendak memetik hasil sebelum masanya, maka aku tidak bersama dengannya sama sekali dan lebih baik baginya meninggalkan dakwah ini dan carilah dakwah yang lain. Barangsiapa yang bersabar bersama aku sehingga berkembang dan membesar benih itu lalu tumbuh pokoknya, baik buahnya sehingga tiba waktunya untuk dipetik dan diambil, maka ganjarannya terserahlah kepada Allah semata-mata. Kita dan dia tidak boleh lari dari
dua kebaikan ini. Sama ada kita menang dan berkuasa atau mati syahid dan berbahagia".