sebuah perubahan kepemimpinan....

Saudaraku, Khalid bin Walid adalah seorang pangliam perang yang tangguh, tak ada satupun bangsa arab ketika itu yang meragukannya...
ingat, dialah yang telah menyerang balik pasukan muslim di uhd setelah kelalaian pasukan muslim.
Begitu juga ketika beliau telah masuk k dalam islam yang kaffah, beliau jadi seorang panglima perang yang besar.
Ketika nama beliau sedang di puncak kejayaan, dan banyak orang mempercayakan, Sayyidina umar malah memberhentikannya.
apa sebab?
karena sayyidina Umar tidak ingin kekaguman sebagian kaum muslimin pada Khalid menyebabkan mereka syirik.
setelah diperhatikan secara saksama, bukan hanya hal itu yang terkandung dalam pemberhentian ini.
Di sini kita mengambil hikmah, ada masalah yang urgen sebenarnya yang terajdi pada beberapa wajihah saat ini.

1. ketergantungan pada dakwah figuritas.
saudaraku, terkadang (dalam beberapa saat), dakwah figuritas sangat memegang penting, agar adanya rasa ketertarikan dari non-kader maupun kader untuk berafiliasi aktif di dalam sebuah wajihah. sebagai contoh, seorang ikhwan yang menjabat sebagai ketua di suatu wajihah akan lebihdipandang kata-katanya dan ajakannya daripada anggota wajihahnya. Pada awalnya bagus, tapi lama kelamaan, hal ini jadi ketergantungan, karena motivasi utama orang-orang yang berafiliasi tadi adalah figur yang dikagumi atau disegani. contoh kasus, beberapa orang yang berafiliasi pada dakwah kampus, menjadi lemah semangatnya, ketika sang figur tak lagi berafiliasi secara aktif di kampus.
hikmah yang di ambil dari apa yang diambil oleh Sang Khalifah bisa kita renaungkan sebagai solusi, bagaimana beliau ingin menampilkan figur-figur lain, agar figur Khalid tak begitu sentral lain.
Hal ini juga telah banyak dilakukan oleh jama'ah kita (hizb), ketika terjadi pergantian Presiden hizb, tokoh yang terpilih adalah orang yang selama ini namanya tak begitu akrab di telinga masyarakat luas ataupun kader yang di grass root, meskipun banyak komentar negatif (memilih tokoh tak populis lah, dsb), hizb tetap tak bergeming, karna pada dasarnya, tokoh tersebut juga adalah orang yang kapabel dalam hal memimpin. Hal ini menghilangkan keidentikan seorang individu dengan sebuah wajihah dakwah. Hingga mengurangi kesan dakwah figuritas tadi.
mungkin bagi wajihah yang telah terinfeksi virus ganas ini (penulis anggap ini merupakan sebuah virus), menghentikan figuritas ini berat, bisa kehilangan banyak kader maupun simpatisan, tapi ini harus dilakukan, agar tak ada lagi ketergantungan pada seorang kader. karna targetan suatu wajihah dakwah, buakn jangka pendek untuk seathun atau dua, tapi bagaimana wajihah tersebuat bisa exis hingga akhir zaman, dan menjadi salah satu pilar tegaknya bangunan islam.

2. regenerasi dakwah.
saudaraku, regenerasi adalah keniscayaan yang harus ada dalam suatu wajihah, apapun wajihah tersebut, bila ingin bertahan lama. berkaca dari sebuah pohon, daun-daun tua gugur dan digantikan daun muda, apakah setelah gugur daun tua tak berkontribusi? pastinya masih berkontribusi, ia menjadi pupuk organik yang menjadi mineral bagi tumbuh kembangnya daun-daun baru.
tentu saja, bila berbicara regenerasi, kita berbicara tentang pengkaderan (baca: kaderisasi).
perhatikan apa yang dilakukan oleh sayyidina Umar, beliau mengganti Khalid dengan seorang panglima yang baru dan lebih muda.
hal ini regenerasi bukan? karna adanya kaderaisasi kan?
pengganti beliau ( Abu Ubaidah ) pastinya sudah ikut dalam banyak perang yang dipimpin oleh khalid, meskipun minim pengalaman komando.
ingat apa yang dikatakan oleh Asy-syahid Imam Hasan Al-Banna ketika ada sahabat beliau menanyakan siapa yang akan menggantikannya ketika beliau wafat, beliau menjawab... angkatlah orang terlemah diantara mu, dan dukunglah ia hingga iya menjadi kuat.
begitulah semestinya kita berprilaku (baca: mengambil kebijakan) dalam wajihah yang masih bagian dari jamaah ini, jangan sampai kita takut-takut untuk melakukan regenerasi, karna hal ini penting.
ketakutan-ketakutan yang ada inilah yang membuat dakwah ini berlangsung stagnan atau malah menurun (mengenai pembahasan stagnansi ini akan penulis bahas pada bahasan lain /*doakan saja Allah masih akan memberikan limpahan rahmatNya hingga penulis bisa menulisnya*/ ).
berkat pertukaran tadi, strategi yang fresh dan penuh inovasi barupun terlahir, bagaimana beliau memotivasi seluruh masyarakat madinah untuk berjihad (baca kisah abu ubaidah di tulisan lain /*hasil copas*/).
kehidupan dakwah pun tetap bisa berlanjut dan berkesinambungan setelah turunnya Khalid yang akhirnya menutup usia pada usia 50 th.
apa jadinya bila tidak dilakuakn regenerasi? entahlah, bisa jadi karna ketergantungan terhadap kepemimpinan Khalid, para mujahidin akan tergoncang dengan kepergian beliau.

nah, begitulah Rasul dan para Sahabat mengajarkan kita, tinggal sekarang, bagaimana kita memaknainya...

Wallahua'lam bishshawab.

dari berbagai sumber...

NB: Kalo bermanfaat silakan disebarkan dengan mengCopy Paste, kalo mau komen dan ada banyak khilaf, silakan di sini...

0 komentar:

Posting Komentar