ceritaku dan peri kecilku...

bismillah...
semoga apa yang tertulis memiliki arti dan makna yang sarat manfaat...

dulu...
aku pernah memiliki peri kecil, memang sih, dia bukanlah milikku...tapi entah kenapa aku merasa sangat dekat...
aku teringat, kala itu ia mendatangiku dengan berurai air mata, ia mulai menceritakan permasalahannya...begitu nyaman bisa meredakan tangisnya meski sedikit...ternyata ia seang sedih mengenang sayapnya yg patah.
sebenarnya, aku dan peri kecilku tidaklah akur, banyak cara pandang an pendapa kami berbeda, ya, mungkin karena ia peri dan aku hanya manusia biasa (dia hadir dari khayangan yang mewah dan berlatarkan keluarga bidadari sedang aku hanya manusia denga strata bawah).
kerap ia membuat ku kesal dengan pola dan cara berfikirnya, manja, egois. tapi harus ku akui, hal itu juga yang menyebabkan aku harus bertahan. dan tak jarang pula aku membuatnya sedih dengan keegoan dan arogansi ku selaku manusia biasa. ia tidak terbiasa denga sikap keras, sedangkan aku terdidik oleh lingkungan yang keras.

hari demi hari kami lalui...tak terasa, cukup lama. aku mulai merasakan da suatu getar di hatiku, kau ingin sekali terbang bersamanya. tapi aku tahu, itu tak mungkin, aku manusia, tak memiliki sayap.
karena keinginanku yang kuat, aku mencoba membuat sebuah alat agar aku bisa terbang bersamanya, tapi waktu yang dibutuhkan ckup lama.
tak kuceritakan padanya perencanaanku, meskipun aku tahu ia sangat ingin terbang bersamaku, mengenalkan aku pada orang tuanya di khayangan.

aku mulai resah, ketika sayapnya sudah mulai terlihat lagi, aku takut, ia akan terbang, pergi meninggalkanku.
ku susun sebuah rencana 'keji' (kuketahui setelah semua terjadi), diam-diam aku menghampirinya dan mematahakan sayapnya, berbagai alasan ku rancang agar keinginanku untuk terbang bersamanya tak ia ketahui (entahlah, aku begitu malu bila ia mengetahuinya, meskipun pernah ia bertanya apakah aku tidak ingin terbang, namun dengan seolah-olah tegas ku jawab, tidak sama sekali).

namun semua prediksiku salah, keinginannya untuk terbang terlalu besar, hingga alasan-alasanku tak cukup kuat untuk mempertahankannya.
ia pergi, jauh (atau mungkin ini karna aku pergi setelah ku patahkan sayapnya?entahlah...)
tak lama aku kembali, dan tak mene,ukan ia lagi, dan akhirnya aku tahu ia bersama seorang manusia (stratanya berbeda denganku, ia dari kaum bangsawan). ku dengar, sang bangsawan tadi berjanji padanya akan mengembalikan sayap sang peri kecil seperti semula, dan ia juga akan menemani sang peri terbang.
aku hanya bisa menyapa sang peri, karna ia tak lagi nyaman berbicara banyak padaku.
pernah, sang peri akhirnya bercerita, bahwa ia terbang bersama sang bangsawan.
aku tak percaya, karna sang bangsawan belumlah bisa mengajaknya terbang.
akhirnya aku (diam-diam) mengawasi mereka, berbagai hal ku lakukan, untuk memastikan, apa benar mereka telah terbang bersama.

hmmm, hari demi hari, minggu demi minggu, akhirnya aku tahu.
sabg peri dibuai mimpi dalam tidurnya, dan sang bangsawan memiliki kemampuan hipnosis yang tinggi, hingga setiap kali terlelap, sang peri merasa seperti terbang bersamanya.

aku mencoba tuk membangunkan sang peri, namun tak kunjung berhasil, karna ia sudah jauh terlelap, jauh dalam mimpinya.

berbagai recana ku buat agar ia sadar, bahwa semua itu hanya mimpi, aku pun mulai mempelajari hipnosis, dan berharap aku bisa membuat sang peri terlelap dan merasakan terbang bersamaku.

cukup ampuh, cukup berhasil, meskipun kemampuan hipnosisku tak sebaik sang bangsawan.

aku mampu membuat sang peri bingung, siapa yang sebenarnya lebih baik untuk terbang bersamanya (meskipun ia tetap bersama sang bangsawan).

cukup lama hal ini terjadi, hingga akhirnya aku tersadar, aku terlalu menikamti penipuan ini.
kasiahan sang peri, aku sadar, ia bukan permainan atau kelinci percobaan untuk menguji kemampuan hipnosis kami.

ku putuskan untuk membangunkannya ketika ia terlelap dan merasa terbang bersamaku...
ia marah, merasa kau telah mematahkan sayapnya dua kali...ntahlah, begitu berat kurasa, namun tak apa, ini lebih baik daripada aku harus melihatnya hanyut dalam mimpi yang tak pernah nyata.
(tapi satu hal, aku tak pernah menghentikan proyek awalku, membuat sebuah alat untuk terbang).

tak ada satu katapun yang keluar dari bibirku yang ia percayai, ia anggap itu adalah sebuah kebohongan baru.

aku hanya bisa melihat ia tetap larut dalam mimpinya, mimpi terbang bersama sang bangsawan...
meskipun ia sudah mulai berrhati-hati dan curiga, bahwa selama ini, ia terbang besama sang bangsawan hanyalah mimpinya...
tapi entahlah, ia sudah terlanjur menikmati mimpi itu, dan nyaman berda di dunia mimpi tersebut...karna ku lihat, yang ia inginkan sekarang, adalah ia tetap terbang bersama sang bangsawan, meskipun di dalam mimpi.

"peri kecilku...aku hanya mampu berharap, suatu saat dirimu tersadar, tak mungkin engkau harus terus bermimpi, karna kita tak bisa hidup di dunia mimpi..."

dan biarkan aku tetap merancang sebuah alat untukku terbang...karna aku tetap punya sebuah impian untuk terbang, karna tak selamanya aku harus berkutat di sini...

Kumohonkan ampun pada Rabbi Izzati bila tulisan ini melalaikan...

0 komentar:

Posting Komentar