diam dan berbicara

alhamdulillah...
telah lama tak kutuangkan pemikiran ini dalam sebuah tulisan.
kali ini aku mencoba sedikit membahas masalah diam.
"diam itu emas..." (al-hadist)
"diam itu emas, namun bicara dakwah adalah permata..." (Muhammad Arifin Ilham)
darimana ust.Arifin Ilham bisa berkata seperti itu?
ingat, al-qur'an telah mengatakan, sebaik-baik perkataan adalah dakwah (da'a ilallah).

kawan, ada beberapa hal yang mungkin harus kita evaluasi ke depan.
1. diam...
diam ini harus ditempatkan pada hal yang benar dan waktu yang benar.
layakkah kita diam di kala melihat saudara kita terdzalimi?
layakkah kita diam di kala kita terdzalimi?
layakkah kita diam di kala melihat saudara kita khilaf?
layakkah kita diam di kala islam dihina?
saudaraku... pada hal-hal di atas sering kali kita diam, sering kali kita membenamkan bathin kita jauh di dasar hati, beralasan bahwa kita belum sanggup untuk mencegah, beralasan bukan wewenang kita.
wallahu'alam, apa jadinya islam ini ke depan.
tidakkah kita ingat Generasi Pemenang telah mencontohkan bagaimana diam yang tepat, diam di kala memang benar-benar tak ada ucapan yang bermanfaat yang bisa terucap, dzikir di hati menjadi penghias diri...
tapi untuk al-haq, tak ada kata diam, sampai-sampai Abu Dzar al-Ghifary tak peduli lagi keselamatannya karena begitu cintanya ia akan islam, begitu cintanya ia pada Allah, hingga begitu berita itu ia terima, ia sambut dengan syahadat, dan ia beritakan kepada seluruh penduduk Mekah.

2. Berbicara
saudaraku, ada istilah, "mulutmu harimaumu".
begitu hebatnya mulut (dalam hal ini lidah).
lidah, memang tak bertulangm tapi ia bisa sangat mematikan, ia bisa setajam pedang, ataupun diam-diam menyayat di dalam bak sembilu.
ingatkan sejarah menorehkan betapa hebatnya lidah...
hitler bisa menghipnotis warga jerman bukan dengan kemampuan perangnya, tapi karna lidahnya, pembicaraannya.
sukarno bisa menggetarkan semangat para pejuang mempertahankan kemerdekaan melalui orasinya.
dan...mahasiswa berhasil menumbangkan rezim sukarno dan suharto berkat orasi dan lobbi2nya...
yang paling luar biasa, kita, muslim indonesia, mengenal islam dari lisan para da'i...
begitu hebatnya peran lidah (selanjutnya kita ganti aja bahasanya dengan lisan)

namun saudaraku, tak sedikit oran yang memanfaatkan keahlian lisannya demi mengais keuntungan pribadi.
banyak politisi handal mempolitisir sebuah keadaan hingga ia diuntungkan.
lihat saja kasus yang sedang hot (buaya vs cicak, tapi maaf, aku gak latah buat ikut-ikutan bicara soal ini, karna aku gak punya data konkret, so lebih baik diam), bagaiman tiap hari ada saja fakta-fakta baru yang sebelumnya bertolak belakang, apa lagi yang berperan kalua bukan lisan yang handal dalam lobbying. (ya, kalo orang bilang sih aksi jilat sana jilat sini).

minimal,ada tiga hal dalam berbicara yang harus kita perhatikan:
1. muatannya harus bermanfaat (mengandung unsur kebaikan)
2. disampaikan dengan metoda yang tepat, bukankah Rasul telah perintahkan agar berdakwah sesuai bahasa kaumnya. (maksudnya bukan cuma bahasa, tapi juga bagaimana cara berbicara).
3. tidak melalaikan. nah, poin ketiga ini menjadi sangat penting, karena lalai bisa menjauhkan kita dari islam. Apalagi dengan adanya dunia maya tempat kita berinteraksi (facebook, blog, dll), berbicara dengan tidak melalaikan ini sangat perlu diperhatikan (lebih lanjutnya mungkin bisa dibaca pada tulisan yang lain yang membahas lebih dalam mengenai interaksi dunia maya).

wallahua'lam bishshawab.
saudaraku, pesanku, manfaat yang kau dapat dari blog ini, tolong sampaikan pada yang lain.
mudharat atau kesalah yang engkau temukan, tolong sampaikan kepadaku.
Syukran jazaakumullah.

0 komentar:

Posting Komentar